Berita hoax

Diubah pada 13 Agustus 2024

image

Berdasarkan data kemenkominfo menyebutkan saat ini bahwa ada sekitar 800.000 situs di Indonesia yang telah terindikasi sebagai penyebar informasi palsu, dimana internet telah salah dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk keuntungan pribadi dan kelompok dengan menyebarkan konten-konten negatif. Dilansir dari Kemenkominfo dalam survei yang berbeda, terdapat 12.547 Konten hoax yang beredar di website dan platform digital dalam rentang Agustus 2018 hingga Desember 2023 lalu, konten tersebut telah diidentifikasi serta divalidasi oleh oleh Tim AIS Ditjen Data Aplikasi Informatika, dalam identifikasi tersebut menemukan hoax kategori kesehatan paling banyak dijumpai selama periode penelusuran tersebut dengan jumlah total 2.537 konten. Selain kesehatan pun banyak ditemukan konten hoax seputar pemerintahan, tepatnya merujuk pada akun palsu pejabat pemerintah, pusat sampai daerah, juga ditemukan berbagai konten menyesatkan mengenai kebijakan pemerintahan. Lalu di urutan berikutnya ada kategori politik, telah ditemukan sebanyak 1.628 konten hoax hingga akhir 2023. Konten ini berisi informasi palsu yang berkaitan erat dengan partai politik, kandidat serta selama proses pemilu. Maka dapat diambil kesimpulan berita simpang siur ataupun sudah divalidasi tidak benar masih sering dan ramai terjadi di dunia maya terutama di Indonesia. Karena itu kita harus mengenal lebih jauh apa itu berita hoax agar tidak mudah termakan informasi yang salah.


Penjelasan

Melihat kondisi saat ini yang begitu maraknya kasus penyebaran informasi palsu atau hoax maka kita harus memahami secara jelas berita hoax atau tidak sesuai dengan kenyataannya, kata hoax sendiri memiliki arti dari berbagai tokoh seperti Septiaji Eko Nugroho selaku Ketua Komunitas Masyarakat Indonesia Anti Fitnah yang menurutnya Hoaks adalah informasi yang sengaja direkayasa untuk menutupi kebenaran. Informasi ini dirancang untuk membelokkan fakta serta menggantinya dengan data yang tampak meyakinkan tetapi tidak dapat diverifikasi kebenarannya, lalu menurut Profesor Muhammad Alwi Dahlan seorang Ahli Komunikasi dari Universitas Indonesia yang juga sebagai mantan Menteri Perdagangan Penerangan menjelaskan pendapatnya bahwa hoax atau berita bohong merupakan sesuatu yang disengaja atau sudah direncanakan untuk memanipulasi berita yang sengaja untuk memberikan pengakuan atau pemahaman yang sesat, dan di dalam berita hoax terdapat pergeseran atau penyelewengan fakta yang membuatnya menjadi menarik, dimana hal ini sesuai untuk menarik atensi atau perhatian dari pembaca berita tersebut.


Ternyata dari sisi sejarah hoax sudah dikenal lama dan bukan hal yang baru, karena hoax sudah dipakai pada abad 18 di Inggris tepatnya pada Pada tahun 1822 yang bersamaan dengan terbitnya buku A Glossary: Or, Collection of Words, Phrases, Names and Allusions to Customs yang ditulis oleh Robert Nares yang mengulas asal-usul kata "hoax." Nares menjelaskan bahwa kata "hoax" berasal dari "hocus" dalam frasa "hocus pocus." "Hocus pocus" adalah mantra yang diucapkan oleh para penyihir, yang diyakini berasal dari nama seorang penyihir terkenal di Italia, Ochus Bochus. Frasa ini kemudian digunakan oleh pesulap dalam trik-trik mereka. Untuk di Indonesia sendiri sebelum adanya internet sudah ada istilah surat kaleng yang digunakan untuk menyebar berita bohong, dengan adanya internet menjadikan hoax semakin mudah untuk berkembang hingga saat ini.


Permasalahan

Setelah mengetahui asal kata hoax dan sejarah singkat dapat diketahui bahwa hoax sudah tertanam sejak lama, lalu faktor apa saja yang menjadi penyebab merajalelanya berita hoax? Perlu di tegaskan kembali bahwa berita hoax adalah informasi yang sengaja disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Ada banyak faktor yang menyebabkan maraknya berita hoax. Salah satunya adalah kurangnya pengetahuan tentang dunia luar, yang dapat disebabkan oleh terbatasnya akses terhadap berita yang akurat dan minimnya media yang menyajikan informasi yang tepat. Penyebab lainnya adalah kebiasaan membaca informasi secara tidak menyeluruh. Sering kali, pembaca hanya membaca sebagian dari berita atau bahkan hanya sekedar melihat judulnya saja. Hal ini dapat membuat mereka tidak berpikir kritis terhadap informasi yang diterima dan langsung menganggapnya sebagai kebenaran.

Faktor lain yang memengaruhi adalah sumber dari mana berita tersebut berasal. Tidak dapat disangkal bahwa setiap orang memiliki pandangan dan keyakinan sendiri yang dianggap benar. Ketika menemukan informasi yang sesuai dengan pandangan tersebut, kita cenderung lebih mudah mempercayainya. Akibatnya, kita hanya menerima informasi yang sejalan dengan keyakinan kita. Sering kali, hal ini juga berlaku ketika kita mendapatkan berita dari seseorang atau sumber tertentu yang kita anggap kredibel. Ini membuat kita langsung percaya bahwa informasi dalam berita tersebut adalah benar, tanpa memeriksa kebenarannya dari sumber lain. Selain itu, banyak orang kesulitan membedakan antara berita hoax dan berita yang benar karena sering melihat informasi tersebut berulang kali di media sosial, sehingga merasa enggan untuk memverifikasi kebenarannya lebih lanjut.

Dampak

Dari permasalahan berita hoax diatas maka dapat menimbulkan berbagai output atau ketidak kondusifan dalam masyarakat, untuk lebih jelasnya sebagai berikut: 1. Merugikan masyarakat, karena berita-berita hoaks berisi kebohongan besar dan fitnah. 2. Memecah bela publik, baik mengatasnamakan kepentingan politik maupun organisasi agama tertentu. 3. Mempengaruhi opini publik, hoaks menjadi provokator untuk memundurkan masyarakat. 4. Berita-berita hoaks sengaja dibuat untuk kepentingan mendiskreditkan salah satu pihak, sehingga bisa mengakibatkan adu domba terhadap sesama seperti umat beragama, dan  5. Sengaja ditujukan untuk menghebohkan masyarakat, sehingga menciptakan ketakutan terhadap masyarakat.


Preventif

Karena dampak dari berita hoax cukup merugikan bagi yang mempercayai maka perlu adanya tindakan-tindakan untuk mencegah dengan mengidentifikasi berita yang diterima, untuk langkahnya sebagai berikut:

1. Cermati dengan seksama judul berita

2. Selalu waspada dengan berita yang mengandung unsur provokasi

3. Selalu cek kembali sumber berita berasal dari mana

4. Re-check fakta yang terkandung dalam berita tersebut

5. Berpikirlah secara kritis dengan mencermati susunan berita

6. Sebelum mengetahui kebenarannya, jangan langsung membagikan!


Mitigasi

Untuk menekan angka konten berita hoax di dunia maya maka salah satunya dengan melaporkan berita yang berunsur ujaran kebencian, hoax ataupun SARA dengan melakukan screen capture disertai url link, kemudian dapat dikirimkan aduan ke aduankonten@gmail.kominfo.go.id dimana kerahasiaan pelapor dijamin dan aduan kontenpun dapat dicek kembali dan yang paling penting perlu menumbuhkan literasi digital di segala kalangan usia agar terhindar dari berita yang tidak jelas sumbernya


Dasar hukum

UU Nomor 11 Tahun 200

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

: Pasal 28 ayat (3) (Perbuatan menyebarkan informasi atau data elektronik yang diketahui pembuat memuat pemberitahuan)



Referensi


https://www.kominfo.go.id/content/detail/12008/ada-800000-situs-penyebar-hoax-di-indonesia/0/sorotan_media

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2024/01/05/ada-12547-konten-hoaks-selama-5-tahun-terakhir-terbanyak-isu-kesehatan

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-hoaks/

https://www.kompas.com/skola/read/2024/04/18/170000169/5-dampak-atau-akibat-berita-bohong





Peta LokasiKelurahan Karanganyar

Berikut adalah peta lokasi Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Lihat di Google Maps